Hunian yang nyaman dan apik tentu menjadi dambaan setiap insan di dunia. Walaupun mendiami rumah yang berukuran kecil, jika ditata dengan rapi dan terencana tentu sedap dipandang mata. Begitu juga dengan tempat tinggal yang besar, kita bisa lebih leluasa mengatur dan merancang sesuai keinginan. Sejak lahir saya tinggal berpindah-pindah, menumpang di rumah sanak keluarga, tinggal di kontrakan petak, sampai akhirnya orang tua saya membeli rumah subsidi di komplek padat penduduk. Mungkin sebagian besar orang mengetahui bahwa tinggal di perumahan subsidi harus pintar mengatur ruangan, memilih perabotan rumah tangga, hingga membeli pagar yang tepat agar tidak mengambil jalan umum namun bisa menampung kendaraan roda empat dan roda dua.
Dari waktu ke waktu, rumah orang tua saya dan tetangga sekelilingnya pun mengalami perubahan. Renovasi tak dapat dihindarkan demi menyamankan penghuninya. Akhirnya lantai dua pun dibangun sebagai tempat menjemur pakaian dan kamar sekaligus tempat menyetrika pakaian plus satu kamar mandi. Tentunya biaya yang direncanakan pun keluar dari rencana, ada saja tambahan ini dan itu karena merasa kurang dan tanggung jika tidak sekalian direnovasi.
Terwujudlah rumah ideal versi ibu saya sang arsitek otodidak rumah itu. Dengan ruang tamu yang tak bersekat alias 'oblang-oblang', rumah orang tua saya sukses memikat hati tetangga karena luas tak bersekat. Namun tak luput dari kekurangan karena jika sedang ada tamu berkunjung, kami terpaksa makan siang di kamar atau di dapur yang dekat kamar mandi. Tak ada ruang keluarga atau ruang makan khusus, hampir semua aktivitas mulai dari menerima tamu, makan bersama keluarga, sampai menonton televisi dilakukan di ruang tamu.
Setelah menempati rumah mertua, lain lagi ceritanya. Perumahan cluster bukan subsidi, jalan umumnya pun cukup untuk dua kendaraan roda empat bahkan bisa menyimpan kendaraan roda dua di depan rumah tanpa masuk garasi. Desain ruangannya kurang fungsional, itu kata suami saya. Ruang tamu menyatu dengan dapur dan ada jendela-jendela di tengah-tengah rumah yang menurut saya pribadi juga kurang pas.
![]() |
Masih tahap pembangunan |
Alhamdulillah sekarang saya dan suami bisa merancang ruangan yang kami impikan sesuai kebutuhan di rumah baru. Walaupun sekarang masih dalam tahap pembangunan, kami sangat excited dan tak sabar menempari ruang-ruang di rumah tersebut. Kami memperkirakan peralatan rumah tangga yang akan dibeli, memilih bahan, warna, dan tentunya kualitas yang utama. Informa masuk dalam daftar tempat kami berbelanja kebutuhan rumah baru nanti. Inspirasi rumah pun salah satunya kami peroleh dari sana, berhubung store Informa ada di pusat perbelanjaan dekat rumah yang kami huni saat ini. Hampir tiap ke pusat perbelanjaan satu itu, kami berkeliling Informa untuk cari inspirasi.
![]() |
Graphical Pop |
Bagi pembaca yang masih berangan-angan memiliki rumah idaman, nggak ada salahnya kok mulai merancang sejak saat ini. Masih cari-cari inspirasi hunian? Datang aja langsung ke sumber inspirasi rumah yaitu store Informa seperti yang saya lakukan, karena rezeki yang Tuhan berikan bisa datang kapan saja diwaktu yang tak terduga loh! Awalnya saya dan suami juga nggak terbayang akan memiliki rumah sendiri tahun ini, Alhamdulillah doa-doa kami langsung Allah SWT kabulkan. Jangan putus berdoa dan berusaha ya!