Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak: Muslimafiyah Academy

Sudah lama aku mengetahui bahwa peran keluarga dalam pendidikan anak itu teramat penting. Pendidikan anak berawal dari rumah dengan ibu sebagai madrasah utamanya. Sampai dikemudian hari aku menemukan pernyataan tentang memperlakukan anak sebagai raja hingga sampai 7 tahun, sebagai tawanan di usia 8 - 14 tahun, dan sebagai sahabat di usia 15 - 21 tahun. Aku pun berusaha mencari literatur lebih lanjut yang membahas tentang ini. Seiring berjalannya waktu aku berusaha membacakan buku-buku sesuai perkembangan usianya, misalnya di tahap toilet training aku bacakan ia buku-buku cerita tentang hal tersebut. Salah kalau dikatakan aku beli buku-buku anak bahkan sampai berjualan dan masuk toko buku di pusat perbelanjaan karena ingin anakku secepat kilat belajar membaca. Beli buku anak-anak itu karena aku yang baca dan belajar cara mendidik anakku. Biidznillah, aku memetik hikmahnya hari ini, Insya Allah seterusnya.


Muslimafiyah

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kerap kali muncul di otak Alhamdulillah terjawab di bulan Desember tahun lalu. Allah SWT mempertemukanku dengan Muslimafiyah Academy yang memberikan kelas online gratis tentang Kaidah Pendidikan Anak. Alhamdulillahilladzi Bini'matihi Tatimmush Shalihat :')

Kaidah 1

Bermain-mainlah dengan anakmu ketika umur 0 - 7 tahun, bersenda-gurau, tidak boleh terus-terusan melarang. Jangan memakai kekerasan dan sering dimarahi kecuali dalam batasan yang sangat sempit. Meskipun anak belum bisa membedakan baik dan buruk tetap kita arahkan ke adab yang baik.

Kaidah 2

Berilah pendidikan, terutama adab mulai umur 7 - 14 tahun. Ketika anak sudah bisa memahami baik dan buruk, wajib bagi kita sebagai orang tua untuk mendidik anak. Bukan sekadar diberi kesenangan, diberi makan, diberi pakaian saja. Orang tua menjadi teladan yang baik sehingga anak memiliki akhlak yang baik sesuai fitrah yang Allah SWT takdirkan. Jangan lupa berikan juga pendidikan seksual bagi anak, seperti memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan perempuan. Tanamkan kedisiplinan dalam diri anak sehingga terbentuk adab yang baik.

Kaidah 3

Bertemanlah atau bersahabatlah dengan anak saat umur 14 - 21 tahun. Ketika anak-anak sudah mulai mecari jati diri maka orang tua harus menghormati pendapatnya. Bersabar dengan tabiat-tabiat anak dalam proses mencari eksistensi diri dan keinginan untuk mencari perhatian seperti cat rambut. 

Kaidah 4

Semakin bertambah usia, anak menjadi lebih kritis dan ada peluang bisa melawan orang tua, maka bisa diberikan amanah misalnya untuk membantu bisnis orang tua, membantu berkebun, dan sebagainya.

Kaidah 5

Mendidik anak menjadi sholeh dan muslih (memperbaiki lingkungannya). Kesuksesan yang diraih anak jangan sukses dunia saja, tapi tujuannya mendidik anak adalah agar sukses di akhirat. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Ketika orang tua mengajarkan agama dan Al Qur'an kepada anak maka Insya Allah anak akan berbakti pada orang tua. Sebagai orang tua kita berusaha menanamkan tauhid kepada anak. 

Kaidah 6

Membiasakan anak-anak berada dalam pengawasan Allah SWT, bukan hanya dalam pengawasan orang tua. Allah SWT apa yang ada di hati kita, Allah SWT mengawasi kita dimanapun. Beribadah kepada Allah SWT karena Allah SWT melihat kita. 

Kaidah 7

Memberi nasehat pada anak seperlunya saja, jangan terlalu banyak karena bisa membuat hati anak itu beku. Jangan dibuat seolah-olah anak itu harus sempurna. Orang tua harus berkaca karena kita manusia yang tak sempurna dan tentu juga merasa bosan hati kita jika terus menerus menerima nasehat yang terlalu banyak. Perlu perhatikan tempat dan waktu saat memberikan nasehat.

Kaidah 8

Lemah lembut terhadap anak, ketegasan memang diperlukan namun jangan bermudah-mudah memukul anak. Perkara paling besar saat memukul anak adalah ketika dia tidak sholat, selain itu jangan gampang memukul anak.

Kaidah 9

Membuat aturan-aturan yang disepakati bersama di rumah. Misalnya aturan pegang gadget, aturan pergi bermain, aturan makan, dan sebagainya.

Kaidah 10

Ajak anak untuk berdialog tanpa menyepelekan pendapatnya sehingga anak merasa dihargai dan tidak diremehkan walau dalam obrolan yang sederhana.

Kaidah 11

Jangan memberikan beban berat ke anak, apalagi membandingkannya dengan anak-anak yang lain. Arahkan kecerdasannya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi agamanya.

Kaidah 12

Kompak di hadapan anak, suami dan istri harus sepakat untuk memberikan pemahaman yang sama dan tidak berat sebelah.

Kaidah 13

Sediakan waktu khusus untuk ngobrol dengan anak, bukan sisa waktu tapi benar-benar menyediakan ruang untuk anak bercerita.

Kaidah 14

Pilih lingkungan yang baik untuk anak-anak kita. Kalau kita melarang anak untuk berbuat sesuatu, maka kita harus punya komitmen yang sama untuk tidak melakukan itu juga.

Kaidah 15

Doakan yang baik-baik untuk anak-anak kita. Seperti mendoakan Allahu Yahdik saat kita kesal dan sudah tak terbendung lagi emosi kita.

Kaidah 16

Hati-hati dalam berbicara karena ridho Allah SWT adalah ridho orang tua, terutama ibumu. Hal ini sudah saya rasakan sendiri akibatnya sebagai anak dari ibu saya yang kadang kurang setuju dengan tindakan yang saya ambil.

Kaidah 17

Hindari mengambil hikmah dari keburukan orang lain sebagai pembelajaran untuk anak, karena kita semua manusia yang tak luput dari khilaf dan dosa. 

Kaidah 18

Berikanlah hak dan kewajiban pada anak. Anak-anak itu mulutnya lebih perasa dibandingkan dengan akal sehatnya, maka dermawanlah pada anak. Kebutuhan makanan lebih diperlukan dibandingkan dengan perkataan yang indah.

Kaidah 19

Jadilah pendengar yang baik sehingga anak tidak ragu lagi untuk bercerita kepada kita. Jadilah tempat untuk pulang, rumah yang nyaman bagi anak untuk menceritakan hari-harinya.

Kaidah 20

Panggil anak dengan panggilan yang baik, panggilan kesayangan, dan berikan penguatan bahwa orang tua bisa menjadi tempat yang nyaman untuk menceritakan segala hal.


Kaidah 21

Harus disadari bahwa kemampuan anak berbeda-beda, maka berikanlah keleluasaan bagi anak untuk mengungkapkan apa yang disukainya. Bebas memilih apa yang dikehendaki anak selama tidak melanggar syariat.


Kaidah 22

Walaupun anak menyampaikan pendapat yang salah, dengarkanlah dulu. Ajak musyawarah tentang hal-hal yang sedang anak pikirkan.


Kaidah 23

Belajar meminta maaf kepada anak. Anak-anak perlu dijelaskan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh.


Kaidah 24

Jelaskan secara jujur tentang hal-hal yang ingin anak ketahui, misal tentang aib seseorang. Jelaskan atau tunda penjelasan dengan memberikan pemahaman ke anak bahwa akan tiba waktu yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut.

Kaidah 26

Jangan terburu-buru membantu anak kecuali dalam keadaan terdesak dan anak sudah tak mampu lagi untuk melakukannya.

Kaidah 27

Jangan meremehkan kebaikan anak sekecil apapun. Biasakan tersenyum dihadapan anak dan mengucapkan hal-hal yang baik seperti Barakallah, Jazakallah, jangan hanya mengucapkan itu ke orang lain.

Kaidah 28

Berlaku adil pada anak dalam segala hal, contoh ketika kita meminta anak berbuat sesuatu maka berikanlah dia hadiah karena sudah mematuhi apa yang kita minta.

Ketika Anak Terlanjur Susah Diatur


Kaidah ke -1

Hadapi kesalahan anak dengan lemah lembut, hindari metode yang keras. Sehancur-hancurnya anak, jadilah tempat kembali yang nyaman bagi anak-anak kita. Contohnya ketika anak sering pulang larut malam, berbohong, dan melakukan tindakan kurang terpuji lainnya maka bertindaklah dengan tenang.

Kaidah ke -2

Tetap tenang ketika anak melakukan hal yang memalukan, jangan sampai anak tidak mempunyai tempat untuk kembali.

Anak Susah Diatur itu Karena...

  1. Orang tua tidak paham agama
  2. Orang tua berkelakuan buruk
  3. Lingkungan yang buruk
  4. Orang tua terus menerus bertengkar
  5. Perceraian
  6. Orang tua sibuk sendiri
Boleh menegur anak tapi jangan sampai anak tidak punya tempat untuk kembali.

Kakak admin mengizinkanku untuk membagikan hal-hal yang kuperoleh selama kelas online tersebut terselenggara dengan baik. Semoga bisa menjadi pencerahan bagi pembaca semuanya ya dan menjadi amal jariyah bagiku pribadi. Semangat ayah bunda perjalanan buah hati kita masih panjang. Kelak kalau mungkin kita sudah tak bisa lagi membersamai mereka, Allah SWT izinkan mereka berdikari dan bisa mengamalkan ilmu yang berusaha kita tanamkan. Ingat selalu bahwa bila kita ingin anak yang sholeh dan sholehah, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah kita yang harus seperti itu. Takbir!  


Posting Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

Lebih baru Lebih lama