Melanjutkan Perjalanan

Luar biasa.

Sesungguhnya, tak ada kata atau kalimat yang tepat untuk melukiskan kesabaranmu.

Kau memeluk erat semua kehampaan dalam diri ini di kurun waktu yang begitu cepat.

Kita memang masih meraba arah.

Terjerumus pada tempat yang mungkin salah.

Namun, tak ada perjuangan hidup jika kita tak pernah terjun payung bukan.

Tahun ini kita mendapat payung yang lain.

Bukan payung coklat pada masa kanak-kanak yang indah.

Tahun ini kita berpayung duri dalam daging.

Kita pikir, jalan lurus yang kita pilih adalah benar membawa kita ke arah yang sesuai petunjuk Nya.

Takdir berkata lain.

Mungkin kebahagiaan yang kita rasakan sebelum ini benar-benar fana adanya.

Kita diminta melanjutkan perjalanan dengan cara yang lain menuju ke surga Nya.

Sebentuk ucapan terimakasih bahkan gorengan hangat tentu tak mampu meluapkan kemampuanmu memapah aku yg lunglai namun tak bisu.

Disaat kita pikir telah menapaki jalan yang tepat, ternyata itu bukan yang Allah SWT mau.

Selamat Tinggal dunia tipu-tipu. Memikirkanmu membuat hidup tak nikmat, matipun tak ada persiapan. 

Bismillah kita dayung lagi, bahtera yang sempat ku lepas dari genggaman yang rapuh ini.

Ingat, bilamana suatu hari nanti ombak lebih besar datang. Insya Allah kita tahu bagaimana kendalikan haluannya.

Lam Li pada buku karya Agustinus Wibowo dalam bukunya yang berjudul Titik Nol menyebutkan bahwa nilai perjalanan tidak terletak pada jarak yang ditempuh seseorang, bukan tentang seberapa jauhnya perjalanan, tapi lebih tentang seberapa dalam seseorang bisa terkoneksi dengan orang-orang yang membentuk kenyataan di tanah kehidupan.

Kadang yang kita anggap tulus, di mata orang lain kita dianggap akal bulus.



Posting Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

Lebih baru Lebih lama