Indonesian Content Creator

Beragamnya media sosial yang hadir saat ini menuntut kita untuk menjadi orang yang melek teknologi sekaligus kreatif. Kita bisa memilih untuk mengikuti arus dengan mengupdate dan mengupgrade diri dengan segala kecanggihan teknologi atau ketinggalan berbagai informasi. Saya termasuk orang yang senang mendaftar pada berbagai kanal media sosial, biasanya sih sekadar penasaran. Tapi ada juga yang keasikan sampai sekarang. Dulu hanya tau blogger, sekarang berkembang pesat menjadi berbagai kanal mikroblog yang semakin diminati. 


Dari Wikipedia disebutkan bahwa mikroblog adalah suatu bentuk blog yang memungkinkan penggunanya untuk menulis teks singkat yang biasanya kurang dari 200 karakter dan mempublikasikannya, baik untuk dilihat semua orang atau kelompok terbatas yang dipilih oleh pengguna tersebut. Ada twitter, facebook, plurk, instagram, dan masih banyak lagi mikroblog yang mewadahi kebutuhan kita. Jadi sebenernya, kebanyakan media sosial itu bermanfaat atau malah sebaliknya ya?


Hampir semua mikroblog dan blog saya gunakan untuk curhat. Hingga akhirnya muncul istilah monetizing blog, buzzer, influencer, hingga content creator. Media sosial pun menjadi sumber penghasilan dan profesi baru yang digandrungi banyak orang. Kreatifitas para content creator pun dari hari ke hari semakin unik dan inovatif. Sampai bermunculan konten-konten viral yang menghibur tapi ada juga yang meresahkan. Bahkan ada yang tidak berniat untuk memviralkan kontennya, tapi karena banyak disukai netizen atau menimbulkan kontroversi sehingga otomatis menjadi trending. Sebut saja lagu culametan, odading Mang Oleh, dan tak ketinggalan Dimas Ahmad yang mirip Raffi Ahmad. Mungkin menjadi viral saat ini sudah masuk dalam daftar cita-cita paling mutakhir.


Profesi selebgram, influencer, dan content creator menjadi keahlian yang diminati para penikmat media sosial. Di Indonesia, banyak banget content creator yang sudah mendunia. Hasil karya mereka nggak hanya sekadar mengupload video dengan target viral tapi memang berkreasi dari hati sehingga sampai ke hati penikmatnya. Teknik edit videonya pun biasanya keren dan dengan peralatan canggih. Pengambilan foto dan video didukung juga dengan berbagai properti yang sesuai. Nggak heran kalau konten terbarunya selalu dinanti oleh para followers dan subscriber. 


Wadah untuk para content creator pun bermunculan dengan aktivitas yang beragam. Termasuk Indonesian Content Creator (ICC) yang mendukung para anggotanya untuk lebih meningkatkan engagement dan viewers. Bergabung dengan ICC bikin saya bisa ikutan One Day One Post (ODOP) ini. Segala bentuk dukungan di media sosial memberikan dampak besar khususnya pada kanal-kanal media sosial saya pribadi. Jadwal rutinnya pun teratur dijalankan. Digawangi oleh Ibu Kafa, semoga ICC semakin mengoptimalkan kepakkan sayapnya dan terus mendukung kreativitas para content creator. Perjalanan seorang content creator masih panjang, bisa jadi di masa depan profesi ini akan menjadi sebuah profesi umum yang mendukung pertumbuhan ekonomi negara. So bagi pembaca yang masih jadi penikmat berbagai media sosial, sekarang coba-coba aja dulu bikin sesuatu yang bisa bermanfaat untuk orang lain.


Odop



5 Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

  1. program ODOP ICC kemarin sangat menarik, bisa membuat blogger berpikir kreatif dan kritis juga. pengen ikutan tapi takut nggak sanggup menepati waktu

    BalasHapus
  2. aamiin, thank you mom, semangat selalu yaaa...

    BalasHapus
  3. wah aku belum sempet ikut odop. salam kenal mbak, aku ICC juga ;)

    BalasHapus
  4. Pas banget Mba Gioveny, saya juga lagi banyak belajar sama beberapa content creator ynag bikin microblog di Instagram. Dan barusan saya posting di artikel blog saya. Menarik yaa untuk jadi content creator. Tapi, enakan mana Mba, jadi content creator microblog di Instagram atau jadi blogger dengan ngeblog?

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama