Kasepuhan CiptaGelar

jalur setelah pelabuhan ratu


Allah SWT meridhoi perjalanan kami kesana. Perbekalan yang cukup mengiringi langkah kami. Kasepuhan Cipta Gelar yg terletak di kawasan taman nasional gunung halimun memberikan nuansa tersendiri dihati para pengunjungnya termasuk saya. Boleh dibilang jatuh cinta, demikian pesona cipta gelar membuat saya tertarik untuk kembali. Perjalanan yang kami tempuh seharian penuh sejak pagi hari dari asrama kampus dengan mengendarai empat sepeda motor. Kami berangkat dengan penuh semangat sampai akhirnya menempuh akses yg tak terduga setelah melewati kasepuhan sinar resmi. Kasepuhan cipta gelar menyambut kami hangat pukul 23.00 WIB.



Jumat, 15 Mei 2015 adalah hari pertama kami menghirup udara pagi di Cipta Gelar. Terima kasih untuk Pak Ukar dan Pak Upar yang menyambut kami dengan sangat baik semalam. Pakaian-pakaian, alas kaki, dan jas hujan kotor dicuci. Beberapa anjing terlihat berkejaran pagi itu, mereka memang tidak menggigit kami, tapi mereka menggigit dan menyembunyikan alas kaki di kolong rumah panggung. Oh iya, kami beristirahat di imah gede yang berbentuk L. rumah ini nyambung dengan rumah keluarga abah dan dapur yang selalu ngebul. Kami berkeliling melihat-lihat kegiatan masyarakat kasepuhan Cipta Gelar hari itu ditemani seorang kakek yang aku lupa namanya hahaha



Laki-laki disana selalu mengenakan ikat kepala dan perempuannya mengenakan kain bawahan. Kami diajak mengamati kegiatan masyarakat memanen padi dan membuat pocong-pocongan dari padi yang telah menguning. Aku memilih memberi makan kambing saja. Aki pun mengajak kami ke rumah pohon untuk melihat pemandangan dari atas. Setelah itu kami melihat banyak lumbung padi yang bersebelahan dengan bilik-bilik pemandian umum, pemandangannya bagus deh! lumbung-lumbung yang bernama 'leuit' berjajar rapi dan sedap dipandang. Kami pun berkunjung ke rumah seorang warga kasepuhan cipta gelar yang membuat aksesoris gelang dan cincin dari bahan alami. Sore harinya kami mengunjungi tempat pembuatan kopi khas cipta gelar. Kopi dengan gula aren ini lebih enak dimakan gulanya saja bagi saya yang tidak terlalu cinta kopi :D
Kami menghabiskan malam di rumah Kang Yoyon yang hobi banget utak-atik alat musik, otomotif, dan barang-barang elektronik lainnya, kreatif deh!

Fajar dan aki pembuat gelang


Masyarakat yang hidup berdampingan dengan hutan tentu memiliki cara tersendiri untuk merawat dan melindunginya termasuk warga kasepuhan. Perjalanan ke Ciptagelar tergantung niat dari pengunjung jika ingin sampai dengan selamat katanya. Kasepuhan Ciptagelar berada di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cisolok, Sukabumi. Berlokasi di lereng bukit bagian selatan Taman Nasional Gunung Halimun dan termasuk dalam Kesatuan Adat Banten Kidul. Warga disana hidup dari hasil bumi yang ditanam, dipetik, dan dipanen sendiri. Kawasan Kasepuhan Ciptagelar tidak pernah mengalami kekeringan, air mengalir jernih dan aliran Sungai Cibeno dimanfaatkan juga sebagai sumber energi listrik menggunakan turbin. Masyarakatnya pun memasak dengan kayu bakar dan sangat menghormati nasi agar jangan sampai tidak habis saat makan apalagi terbuang sia-sia. Pengambilan kayu dan jumlah yang bisa diambil pun juga ditentukan, sehingga hutan tetap lestari karena dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan menjunjung tinggi aturan adat. 

Esoknya, kami mempersiapkan diri lebih awal karena akan berhenti di pantai sekitar jalan pelabuhan ratu dan siang hari kami pun sampai di pantai Citepus. Perjalanan pulang dipilih melalui jalur utama karena khawatir si boncel tak kuat menempuh jalur alternatif.

Pelajaran hidup yang ku ambil selama disana adalah sama sekali nggak boleh membuang nasi. Masyarakat yang tinggal di wilayah kasepuhan cipta gelar sangat menghormati itu dan jika ada musibah yang datang, penyebabnya bisa berasal dari buang-buang nasi. Dari kecil memang sudah diajarkan untuk tidak membuang nasi, namun sekarang aku lebih menghargainya :)

Teman-teman seperjuangan yang ada di foto ini sekarang sudah berpisah jarak satu sama lain. Walau masih ramai digrup namun untuk berkumpul dan mengulang perjalanan ke Ciptagelar seperti hal yang mustahil. Sudah berpasang-pasangan dan beranak, yah semoga saja bakal ada petualangan seru yang bisa kami rencanakan lagi. Menikmati perjalanan menuju kasepuhan-kasepuhan lain dan ikut bangga dengan tradisi budayanya.




Posting Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

Lebih baru Lebih lama