Selamat Idul Fitri 1445 H.

Kadang kita berpikir telah menang melewati segala masa-masa sulit yg Maha Kuasa berikan. Kadang kita berpikir hidup akan bahagia-bahagia terus dan bahagia selama-lamanya. 

Padahal hidup, tentu bertujuan untuk pulang. Jika mati terlalu menyeramkan terdengar, maka pulang seharusnya menjadi sebuah kerinduan.

Aku pernah berpikir untuk pulang. Kepulanganku kala itu inginnya menyudahi beban-beban mental yang perlahan mengikis harapan-harapanku. Pada saat itu, pernikahan seperti sebuah tujuan akhir. Padahal pernikahan adalah awal dari segalanya.

Bertemu dengan pasangan yang sanggup menerimaku yang perjalanan hidupnya banyak yang tidak layak tayang, begitu suamiku mengatakan. Pasangan yang mengajarkanku banyak hal, termasuk melangitkan doa-doa dan harapan untuk kehidupan kami selanjutnya. 

Suamiku bukan sekadar rumah untuk pulang, tapi dia adalah pelabuhan, terminal, juga bandara, yang mengantarkanku pada harapan-harapan untuk terus melanjutkan hidup. Bersyukurlah kita yang masih memiliki tempat untuk pulang. Pulang ke pelukan orang tua, pulang ke kampung halaman, bahkan pulang ke haribaan Yang Maha Esa.

Lebaran


Pulang seharusnya menjadi momen yang ditunggu-tunggu dan dirindukan, bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban namun menjadi tempat ternyaman. Tahun ini aku menyadari, sudah tak ada lagi rumah yang bisa disambangi. Hanya tersisa tempat peristirahatan terakhir dengan pohon-pohon peneduh yang tinggi. Kehilangan itu terasa nyata, saat rumah yang sering kita tuju telah tiada. Bukan sekadar pindah alamat tapi pindah ke alam yang berbeda. Kelak kita akan pulang kesana juga, bersiaplah kita menyambut kepulangan itu.







Posting Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

Lebih baru Lebih lama