Adab Terhadap Guru

Pernah nggak kalian dipukul cukup keras oleh ketua kelas saat guru sedang tidak ada di kelas? Padahal guru lain berpesan pada ketua kelas untuk menjaga ketenangan di dalam kelas selama jam pelajaran kosong. Satu dari sekian banyak murid yang membuat kegaduhan adalah aku yang "menantang" ketua kelas saat sedang mencatat siapa saja teman-temannya yang membuat kelas jadi berisik. Sakit, pada masa sekolah itu rasanya menyakitkan sebagai perempuan yg dipukul dengan kepalan tangan di punggung. Terlebih aku masih berusia sekolah dasar. Walaupun teman-teman dekatku sebagian besar laki-laki, tapi pada saat itu memang aku yang salah karena tidak patuh pada perintah guru.

Bentuk kepatuhan pada guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa katanya (?) menjadi hal yang penting dipikirkan untuk saat ini. Guru sebagai seorang "pencerah" menjadi "pelita" dalam kegelapan. Dengan ilmunya guru setulus hati membagikan isi pikiran dan menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang mudah dicerna pada kita semua yang sampai hari ini tentu masih berguru pada siapapun. 

Kecanggihan teknologi membuat jarak antara guru dan murid-muridnya seolah tak terbatas terutama dengan para wali murid alias orang tua. Tuntutan pada sekolah, pada yayasan, pada guru-guru semakin banyak karena bisa disampaikan dengan mudah melalui pesan-pesan singkat di berbagai media online. Kesalahan guru bisa dengan cepat viral, padahal belum tau pasti seperti apa kondisinya. Guru seolah menjadi pendidik utama yang bertanggung jawab penuh pada setiap anak-anak di Sekolah, padahal madrasah pertama bagi anak-anak adalah ibunya di rumah masing-masing.

Tahun ini, aku kembali berguru, belajar meraih ilmu-ilmu agama melalui tahsin di Yayasan Sahabat Qur'an Karadenan, Cibinong, Bogor. Seperti gelas kosong, aku menimba ilmu disana. Bagi pembaca yang tertarik atau membutuhkan banyak pencerahan dalam hidup, aku sarankan untuk mulai belajar tahsin. Mungkin rasanya kita sudah paham semua teori tajwid dan ilmu-ilmu Al Qur'an. Namun belajar tahsin, meluruhkan semua pemahaman teori membaca  Qur'an ku sebelumnya. Semangat teman-teman, bila niat kita sungguh-sungguh InsyaAllah ujian sekuat apapun akan sirna saat kita yakin harus menuntut ilmu agama. Kenapa belajar tahsin bisa mencerahkan kehidupan kita? Salah satu jawabannya karena membaca Al Qur'an dengan tartil adalah petunjuk dari Allah SWT dalam menjalani kehidupan yang fana ini.

Adab seperti apa yang kita tampakkan di depan guru-guru kita? Itu semua kembali pada adab kita sebelum menuntut ilmu.




Posting Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

Lebih baru Lebih lama