Memaksimalkan Tangan untuk Menulis Demi Kesehatan Jiwa

Pernah nggak sih terpikirkan oleh kita kalau anggota-anggota tubuh ini diciptakan sempurna fungsi dan bentuknya, tanpa kurang suatu apapun. Sudahkah kita bersyukur pada Tuhan, karena telah diberikan tubuh yang sempurna. Dengan memaksimalkan fungsi anggota badan, bisa jadi salah satu cara untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Saya nggak sanggup membayangkan kalau anggota tubuh ini berhenti berfungsi lagi. 


Salah satu anggota tubuh yang bisa dimaksimalkan fungsinya adalah tangan. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, kita bisa berbuat banyak hal untuk membantu orang lain. Jari-jemari pada tangan kita pun memperindah bentuknya. Bisa dihias cantik dengan warna-warni cat kuku bahkan diperlakukan khusus juga dengan manicure. Fungsi tangan yang lain juga membantu kita untuk makan, memasak, mengikat tali, membawa barang-barang, melukis, sampai menulis. 

Halodoc


Hal yang paling rutin saya lakukan dengan tangan ini salah satunya yaitu menulis. Walaupun saat ini si kecil menuntut saya dan suami untuk bisa menggambar juga. Namun menulis adalah bagian tak terpisahkan dari seorang freelance blogger seperti saya. Dalam tiap postingan yang saya buat tersusun deretan kalimat yang berkesinambungan melengkapi satu sama lain. Kata per kata dipikirkan baik-baik agar tersusun menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh para pembaca blog ini. Kapan terakhir kali teman-teman menulis? Mungkin di masa sekarang, kita lebih sering mengetik pesan pada gawai masing-masing ketimbang menulis dengan tangan. Padahal bisa jadi dengan menulis tangan, paragraf yang sedang disusun menjadi lebih bermakna dan mengalir begitu saja. Bahkan yang saya rasakan, menulis dengan tangan itu memakan waktu lebih cepat untuk menuangkan banyak informasi yang ada di kepala.

Halodoc


Namun tak dipungkiri, untuk posting blog, saya lebih suka mengetiknya langsung menjadi draft pada aplikasi di smartphone. Lebih praktis, hemat waktu, dan tak harus duduk diam di depan meja, tapi bisa dilakukan di toilet misalnya saat kepepet. Dulu saat masih sekolah dan belum ada gadget canggih seperti masa kini, saya sering menuangkan isi hati dan pikiran pada kertas-kertas dalam buku diary yang mungkin saat ini dikenal dengan istilah journaling. Saya juga lupa sih awal mula suka menulis, yang saya ingat adalah saya menerima hadiah ulang tahun berupa sebuah buku diary yang ada gemboknya dari seseorang yang saya pun lupa itu siapa.


Kesukaan menulis pun berlanjut menyukai pelajaran Bahasa Indonesia saat di bangku sekolah. Tentunya karena ada materi mengarang bebas dan menulis puisi. Menulis dengan tangan sangat saya nikmati hingga hari ini, apalagi kalau susah tidur. Salah satu manfaat besar menulis lainnya yang saya rasakan adalah menulis menjadi obat dikala duka melanda, ditinggalkan orang-orang yang telah pergi mendahului saya.


Dalam postingan Pak Urip Widodo di kompasiana pun diceritakan sosok seorang psikolog yang mengaplikasikan Writing Therapy untuk memulihkan pasien-pasiennya. Beliau adalah Katharina Amelia Hirawan yang sering menyelenggarakan Writing Camp sebagai media terapi. Kisah nyata menulis sebagai media terapi ini juga dibagikan oleh Ibu Siti Rubaidah dalam website jurnalperempuan.org, menulis menjadi terapi bagi beliau sebagai salah satu korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Percayalah, dengan memaksimalkan fungsi tangan kita untuk menulis, kita bisa berbuat sesuatu untuk diri kita sendiri. Saya bisa membantu diri ini untuk bangkit dari beragam keterpurukan yang mungkin orang lain anggap sepele tapi yah seperti dikutip dalam postingan Ibu Siti Rubaidah, lewat tulisan anda menemukan teman yang selalu menerima tanpa menghakimi karena tulisan adalah keluarga yang selalu menerima (anonim).

Halodoc

Kalau dirasa sudah tak sanggup lagi bangkit lewat tulisan. Jangan ragu untuk konsultasikan keluhan kita pada ahlinya ya. Saya pernah punya pengalaman juga konsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan. Nah di masa pandemi seperti sekarang ini yang lebih berisiko untuk konsultasi ke dokter langsung, kita bisa lakukan konsultasi lewat aplikasi halodoc. Bisa buat janji dan cek biaya konsultasinya juga. Kalau masih bingung butuh psikolog atau psikiater, bisa konsul ke dokter umum juga. Di aplikasi halodoc, banyak para ahli yang bisa membantu untuk konsultasi awal terkait keluhan yang sedang kita rasakan. Selain itu, kita juga bisa lho beli obat lewat aplikasi ini. Saya merasa sangat terbantu saat harus membeli obat luka bakar untuk si kecil yang jarinya melepuh. Alhamdulillah semakin mudah ya dengan halodoc. Jangan lupa untuk menuliskan review kita juga setelah melakukan konsultasi. 


10 Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

  1. aku juga senang menuangkan banyak ide, curcol dan informasi lewat tulisan. Rasanay memang jadi lebih apang dan plong ya mbaa

    BalasHapus
  2. sejak apa-apa diketik pas nulis jadi jelek banget tulisanku, padahal masa sekolah dan kuliah aku termasuk rajin tulis tangan

    BalasHapus
  3. saya sampai sekarang masih bikin jurnal mba, walau jelek dan ala kadarnya tapi senang rasanya bisa menghias bujo sesuka hati :)

    BalasHapus
  4. Bener lho mbak, menulis dengan tangan bisa jadi terapi karena akan terlihat kondisi jiwanya dengan hasil tulisan. ditulis dengan kondisi jiwa yang tenang tulisan bisa rapi tertata gitu

    BalasHapus
  5. Aku jg wktu pas ngerasa bnyk tekanan dan bnyk masalah ak sempat2in menulis. Dan lebih nyaman bikin draft di note hp juga. Dan lumayan buat ilangin stress setelah tulis tukis hehe

    BalasHapus
  6. Mantab mbak. Jadi tangan ini bisa jadi pusat healing juga ya utk terapi penyakit. Saya juga suka menulis, dimulai dari menulis tangan jaman dulu masih sekolah hingga belia, dan akhirnya kini semakin nyaman dengan komputer. Tak dapat dipungkiri, kangen juga sih menulis dengan tangan di atas kertas putih. hehehe

    BalasHapus
  7. sepakat sii mba, aku juga awalnya menulis untuk menuangkan banyak perasaan yang nggak bisa diobrolin ke orang tua atau orang terdekat

    BalasHapus
  8. Sudah tepat dong ya Mba, dengan mengelola blog banyak kegiatan menulis dan mendatangkan banyak manfaat alhamdulillah

    BalasHapus
  9. Apalagi kalau ada kelas gitu ak pasti catatnya make buku dulu, baru nanti bikin blognya. Ada aja yg kurang kalo ga nulis dibuku dulu *lanjutan komen tadi maap ke enter

    BalasHapus
  10. Oh, ini efeknya bagus juga untuk kesehatan jiwa yaa..
    Aku juga suka menulis tangan meski belum rutin setiap hari. Tapi di mejaku selalu ada buku dan pensil.
    Apakah ada pengaruhnya seseorang lebih menyukai menulis dengan pensil atau ballpoint?

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama