Bepergian Bebas Sebebas Virus Corona



Virus corona di Indonesia pasti berakhir, namun hanya Tuhan yang tau kapan virus ini minggat. Sebulan, dua bulan, dan ini memasuki bulan ketiga, berbagai media berlomba-lomba memberitakan prediksi virus corona berakhir dan kapan mencapai puncaknya. Apakah meleset? Atau sesuai yang diberitakan? Entahlah. Pokoknya Virus ini sanggup membuat saya tidak bepergian jauh walau masih dalam kabupaten yang sama. Sanggup mengubah kebiasaan orang untuk berperilaku hidup bersih dan menggunakan masker saat bepergian kemana saja.

Ya ya ya..

Kelak kalau virus ini berakhir, saya ingin berkumpul dengan keluarga besar. Rasanya aneh dekat tapi tak 'sampai'. Padahal biasanya tiap sebulan sekali sebisa mungkin diagendakan ketemuan. Alhamdulillah kondisi seperti ini mudah dimengerti ya, bukan alasan yang dibuat-buat agar tidak bersilaturahmi. Orang tua memang pusat dari segala doa untuk kemudian direstui langkah kita. Bersyukur banget orang tua masih hidup dan sehat, kita masih bisa minta doa-doa beliau agar semakin mantap menjalani kehidupan. 


Tempat lain yang ingin saya kunjungi adalah tanah kelahiran. Walau disana hanya numpang lahir, tapi suasananya selalu dirindukan. Pematang sawahnya yang menghijau, aliran air sungai, perkebunan tebu, barisan bebek, kambing, dan sapi, semuanya masih melekat dalam ingatan saat tahun lalu kami pulang kampung. Alhamdulillah keluarga besar kami pun banyak disana dan ada uyut yang masih hidup, selalu ada alasan untuk pulang dan menikmati kebersamaan dengan handai taulan.

Tentunya saya juga ingin bebas bepergian ke taman bermain dan pusat perbelanjaan bahkan mungkin pergi berlibur dengan transportasi umum. Walau pusat perbelanjaan masih buka dengan toko-toko tertentu tetap saja tidak menarik perhatian. Hari ini kita diminta lebih banyak berempati dan menahan diri untuk berbelanja sesuai prioritas. Banyak di luar sana yang menahan lapar walau bulan puasa tak kunjung juga berbuka karena tak ada uang untuk bertahan hidup. Perhatikan juga sekitar kita, jangan sampai kita kenyang namun tetangga kelaparan. 

Sekarang kita masih diminta bersabar, menunggu Sang Maha Kuasa mengangkat penyakit ini. Tak ada ujian yang tak ada ujungnya ya kan? Segala sesuatu telah diciptakan satu paket tak terpisahkan. Seandainya saja suasana tempat yang dirindukan bisa dibeli semudah pesan makanan dengan ojek online, pasti rindu cepat terobati. 


Posting Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

Lebih baru Lebih lama