Lorong-lorong waktu mengantarkan kita dalam sewindu perjuangan pernikahan. Tak mudah tapi juga tak terlampau sulit hingga kita tak mampu tuk bangkit lagi mengayuh roda-roda kehidupan ini.
Seiring bergulirnya waktu kamu semakin mengerti aku. Rela mendengarkan saat air mataku mengalir deras di atas sajadah pada 345 yang sunyi. Hanya aku, janin dalam rahimku, dan segala pikiran juga kabar yang sama sekali tak membuatku tenang.
Ternyata di atas kesabaran ada ketenangan yang mahal sekali harganya. Hidupku yang sejak lahir bising, perlahan meraih ketenangan setelah menikah. Literally tenang dalam hunian, tenang dalam ibadah, tenang dalam pikiran, dan bacot-bacot orang-orang yang riuh berkicau memenuhi kepala tanpa diminta. Tentu tak ku temukan dalam setahun dua tahun sayang.
Semoga rasa cintaku semakin terasa ya, sebagai istri tentu hanya ridho suami yang ku cari. Kerinduanmu pada masakan-masakanku, terwujud perlahan melalui berbagai cara-Nya. Apa yang dulu tak bisa kita makan, sekarang kita bisa mukbang. Walau pusing setelahnya dan bosan melanda, tapi begitulah hidup ya kan. Dulu pas-pas-an, sekarang bisa beli ulang sampai dihangatkan berulang kali.
Sewindu sudah dunia ini kita 'mainkan'
Masya Allah tabarakallah... Allahumma barik
Walau tak lagi banyak terpajang foto-fotomu namun semua kebaikanmu tersimpan rapi dalam ingatanku. Yah meskipun masih sok ngaleleungit seperti yang kau ucapkan di hari-hari yang telah lalu. Namun ukiran-ukiran itu semakin nyata, layaknya jati yang kita impikan bersama.
Ibaratkan saja hidup ini seperti permainan dengan ujung game over sebagai hadiah. Lepaskan hal-hal yang melekat dan sadari bahwa kemampuan kita limit, bukan no limit. Tercatat dengan baik kalimat-kalimatmu ini di kepalaku yang kadang tulalit.
Walaupun aku tidak se-stoik kamu, walau kamu memilih biasa saja dalam segala hal. Tapi justru itu yang mengajariku banyak hal. Ayo kita mainkan lagi game ini sampai satu dekade? Satu abad? Pengakhirannya hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui semuanya.
Upaya-upaya kita merawat angka-angka dalam genggaman ini, semoga tak melupakan betapa banyak nikmat yang Allah SWT berikan. Diuji sampai sayatan terakhir pun, Insya Allah kita tetap satu tujuan yang sama di jalan-Nya. Memori-memori baik yang terpatri dalam benak ini, tak sekadar hanya periuk nasi yang terisi siang malam. Kenangan-kenangan yang kita ukir dalam hati dan pikiran anak-anak nanti, semoga menjadi hal-hal luar biasa yang mereka rindukan.
Waktu memang begitu berharga, mari kita manfaatkan untuk terus bersama-sama mengayuh roda-roda yang terus berputar dalam hidup yang kadang tak tentu ujiannya.