Kehilangan itu...



Seperti ini ya rasanya kehilangan, ketika seseorang yg tersayang hilang kemudian tak akan pernah kembali, miris

Sedih, itu yg ku rasakan saat dua orang keponakan kecil ku ternyata ketika bertemu kembali telah ditinggal pergi ayahnya untuk kembali ke Sang Pencipta. Mereka masih balita, walaupun masih ada Ibu dan keluarga yang lain yang membantu mengurus keperluan dua keponakan ini, namun tetap saja pendidikan dari sosok seorang Ayah sangat lah penting dan berpengaruh besar pada tumbuh kembang anak.

Dua keponakan ini, satu termasuk anak yang susah diatur, satunya lagi pendiam namun ketika bertingkah sulit juga mengontrolnya, terlebih ketika Magrib tiba, sudah tak terhitung berapa kali dia ditemukan sedang menangis dekat pohon bambu yang jaraknya tak jauh dari rumah si Mbah. Pendidikan yang diperoleh dari sang Ibu dan keluarga lainnya pun terlihat sangat minim, miris.

Saat hari raya tiba aku sangat bersyukur masih dapat memeluk dan mencium kedua orang tua dan adik ku satu-satunya serta keluarga yg lain, walaupun aku tak kuasa menahan air mata melihat tatapan kakak sepupu ku dan dua anaknya yg kehilangan sosok kepala keluarga.

Kehilangan itu memang tidak menyenangkan, namun pasti ada hikmah yg akan terasa baik itu secara langsung atau pun tidak. Sekarang aku merasakan kehilangan juga, sejak aku diperbantukan di tempat ku bekerja sekarang, aku tak pernah suka ada pemindahan personil ke bagian lain, entah mengapa aku masih tidak terima. Tak bisa kah seseorang settle di satu bidang saja? Jabatan dan pangkat silahkan naik tapi tolong jangan tinggalkan aku!

Bukan karena aku tak bisa mengerjakan pekerjaan ku sendiri dan bergantung  pada satu orang, tapi menurut ego ku perpindahan bagian itu hanya akan membuat ku bertemu dan mengajari orang baru lagi untuk memahami bidang yg ku jalani sekarang

Tuhan, itu sulit loh, sama sulitnya ketika kamu harus beradaptasi dengan pekerjaan mu yang baru, bertemu dengan atasan yang baru, dan mulai menjalin kekeluargaan dengan rasa yang tidak mungkin sama

Perlahan tapi pasti aku memang bisa menerima sih, karena memang ada yg datang pasti ada yg pergi walaupun kepergian menjadi sesuatu yg tak terkendali.

Beberapa tahun ke depan pun Kepala Perpustakaan di tempat ku bekerja sekarang akan memasuki usia pensiun, lalu aku? Aku masih segan untuk membayangkan kepergian beliau yang sangat pengertian pada bidang pekerjaan yg sama-sama kita jalani ini, bahkan tak ragu untuk membantu menyampul buku-buku harum yg baru mendarat di Perpustakaan

Haaah kehilangan itu memang mutlak dan jika sudah diputuskan tak akan bisa diganggu gugat, walaupun kau memintanya kembali, tapi dia tak akan kembali sepenuhnya, seperti pertama ada.


source

4 Komentar

thank you for stopping by dear, your comment will create happiness :)

  1. Yang pergi sudah seharusnya pergi. Siapkah kita menggantikannya?

    BalasHapus
  2. siap atau tidak siap ya harus menunggu waktu sampai siap :)

    BalasHapus
  3. hmm, jadi inget tokoh penjaga perpus penjara di film shawshank redemption. beliau udah menghabiskan 90% hidupnya di situ, tapi saat tiba pembebesan, beliau malah merasa hampa. ya, rutinitas yg sama bertahun-tahun, ternyata sudah mendarah daging dalam jiwanya. beliau sudah terlanjur cinta mengabdi.

    lanjutkan semangatnya, bu veny :))

    BalasHapus
  4. aduh Bu Cepy, jadi pengen download filmnya loh ini (*.*)

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama