
Minggu terakhir bulan Juni ini sangat di luar dugaan
Terkadang cinta memikul waktu untuk perasaan bertubi-tubi yg menghujam.
Terkadang cinta memikul waktu untuk pertahanan tentang perasaan.
Cinta merangkul kita dengan kasih dan sayang.
Dengan pelita dan pancaran cahaya terang.
Cinta butuh waktu,
Cinta butuh aku,
Cinta butuh pengorbanan,
Bagaimana bisa cinta yg datang tiba-tiba memeluk erat masa lalu kemudian hilang.
Cinta itu anugrah,
Dari ayah dan ibu
Dari orang tua dan anak
Dari adik dan kakak
Dari semua yg berjuang atas nama cinta
Apalah itu cinta
Macam kau mengerti saja
Palsu
Jika aku mengikuti keegoisanku sendiri.
Mungkin tak ada lagi ruh yg mau berdiam dalam diri ini.
Tak ada lagi kata yg keluar dari mulut kecil ku.
Tak ada lagi tatapan yg melihat masa depan dan berusaha meraihnya dalam genggaman.
Tak ada lagi daya upaya yg membuat ku bertahan sampai detik ini.
Jika aku mengikuti rasa tak sabar.
Tak ada aku yg menunggu lelahnya tubuh ini untuk sembuh dari sakit.
Tak aku yg menunggu kesiapan saat aku lulus ujian.
Tak ada aku yg menunggu waktu dan hari yg indah sampai akhirnya kita terpisah oleh waktu dan jarak.
Tak ada lagi ketiadaan tentang aku yg selalu merindukan segenap kenangan yg tak akan pernah terlupakan.
Syukurnya aku belum mati rasa.
Untuk merasakan betapa aku sangat berharga dan diciptakan dengan tujuan.
Hanya aku yg merusak dan mengintimidasi diriku sendiri.
Dengan hal-hal yg sakit dan memilukan.
Perih